Akhirnya, Karimun Jawa!
Setelah berjuang 12 jam di tanah darat dan 6 jam di lautan air, akhirnya kami sampai pada pulau tujuan kami, Karimun Jawa! Senangnya bukan main. Saking senangnya sampai aku nyaris melupakan nyut-nyutan di pantat, teriknya jahannam, dan motivasi paling keren diri sendiri yang gagal total. Kali pertama melayangkan pandang ke pulau surga itu, aku kembali ngalay (sebutan keren untuk kegiatan ritual alay).
Aku (kebetulan, ya , KEBETULAN) pernah membaca buku Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Di sana ada kisah di mana Ikal dan Arai sama-sama berdiri dengan sigap dan sangat antusias untuk turun dari kapal ketika melihat Pulau Jawa dari kejauhan. Mereka tidak sabar untuk segera menginjakkan kaki di tanah di mana Presiden Indonesia juga sama-sama berpijak itu. Akhirnya mereka pasrah tidak kuat berdiri. Ternyata jaraknya jauh bukan main. Nah, kiranya seperti itulah kami ketika melihat Karjaw (liat foto atas). Awalnya kami senang dan terharu bahagia bagai orang kebelet kawin, tapi itu hanya berselang 15 menit saja. Sisanya memaki-maki kenapa bumi harus bulat.
Ketika Pelabuhan Karjaw sudah di depan mata (liat foto kiri), kami berlima kembali terharu. Kawan-kawanku: Bonay, si manusia sumo; Edo, si manusia macho; juga Audi dan Leony, si manusia homo (homo= sama, maksudku sama-sama wanita); mereka berempat girang bukan kepalang. Ini adalah kali pertamanya mereka menginjakkan kaki di tanah Karimun Jawa, begitu juga denganku tentunya.
Euforia menginjakkan kaki di Karjaw itu rasanya seperti Abang Columbus menemukan Benua Amerika, Mas Graham Bell menciptakan telepon, atau Aa’ Einstein mendalilkan Relativitas. Kami berlima berasa jadi jenius mendadak, entah mengapa.
Kejeniusan kami diakui dunia! Buktinya ketika sampai, tahu-tahu sudah ada plang yang menyambut kami dengan bertuliskan “Selamat Datang di Karimun Jawa” (liat foto kiri). Dunia telah mengetahui bahwa lima orang jenius akan datang. Hebat sekali menjadi kami, bukan?
Hal yang pertama travel agent lakukan setelah melihat 5 pindang gosong unyu ini adalah menempatkan mereka di sebuah rumah untuk bermalam. Di sana, kami beristirahat sejenak melepas lelah. Makanan yang disediakan oleh sang empu rumah adalah makanan laut, rasanya enak luar biasa! Setelah makan, di antara kami ada yang kemudian mandi, ada yang sembahyang, dan tidak ada yang berani mandi sambil sembahyang.
Setelah agak rileks, kami diajak untuk melihat sunset di Pelabuhan Rakyat Karimun Jawa. Setelah melihat matahari terbenam, kami kembali ke rumah untuk beristirahat malam. Aku masih sempat kepikiran untuk mencoba mandi sambil sembahyang, tapi takut kualat.
to be continued…..