Prosa #9 – Suram

image

………Monyet

Mendebahkan diri pada kenistaan,
sang puja meronta-ronta sembari mendelik penuh siksa,
menggeliat,
meracau,
mengaduh,
mencabik-cabik lapis jiwanya yang ternoda.

Hanya satu alasan,
Malam itu ia urung mengekang berahi,
lantaran prakarsa ksatria bertopang kuda putih merayu manja menawarkan surga.

Serumpun nestapa-lara menggelayuti tirai kesucian yang sejak kecil dibasuh ayah-bundanya.
Kini, sang puja melarau bisu.

Cinta………

“Gelar Terindah” (Surat Untuk Bunda)

IMG_7288 (2)Dulu..

Ketika aku menangis kesetanan, meronta-ronta bagai kesurupan, Engkau tetap menenangkanku bagaikan malaikat..

Saat aku bertingkah liar bak iblis, memberontak penuh amarah karena mainan kura-kura ninja kesayanganku hilang entah dimana, tanpa kesah pun keluh Engkau tetap menyelimutiku lalu memberikan kecup penuh hangat di setiap malam..

Selepas burungku disunat dan aku mencoba untuk tegar, kuingat dengan jelas, tangisan haru “anak mama sudah dewasa” dariMu itu ialah satu-satunya yang meluluhkan hatiku, hingga di kala itu aku tak kuasa menahan airmata lalu terisak tersedu sedan..

Engkau selalu memberikan cinta tanpa syarat dan tanpa paksaan..

KeikhlasanMu menyayangiku begitu suci tanpa noda sezarahpun..

20 tahun sudah waktu bergulir..

Aku bahagia Engkau tersirat menyandangkanku dengan sebutan “Anak Mama”..

Itu..
..
..adalah gelar terindah sepanjang masa!

88c99eaa2cb80bb3ef7261d5d07bcfd8

Dito kecil dan Mama (foto by: Papa)